SURYA SARI ENTERPRISE: Mau Variasi? Pikirkan Resikonya!

Senin, 25 Maret 2019

Mau Variasi? Pikirkan Resikonya!


Mau Variasi? Pikirkan Resikonya!

       Gaya seks yang satu ini kerap diidentikkan dengan istilah main lewat pintu belakang.  Tapi tidak seperti vagina, rektum (poros usus/anus) tidak dirancang untuk kegiatan seksual.  Daerah ini hanya sedikit mengandung pelumas dengan elastisitas terbatas.  Masuknya penis dapat menyebabkan jaringan anus dan rektum robek dan terkoyak.
Tidak dapat dipungkiri, bahwa setiap hubungan seks selalu membutuhkan variasi.  Variasi sangat penting, karena dengan melakukannya pasangan dapat terhindar dari kebosanan.  Selain itu, variasi seks juga dapat membuka nuansa baru untuk lebih mengenal pasangan lewat eksplorasi-eksplorasi seks yang dilakukan bersama.
       Kendati begitu, tidak semua variasi dalam hubungan seks ternyata aman untuk dilakukan.  Seperti contoh kasus bubrahnya rumah tangga Tamara Belsinsky dan Teungku Rafli yang konon dipicu oleh keengganan Tamara memenuhi keinginan sang suami yang gemar melakukan anal seks.  Memang, sepanjang komunikasi lancar dan pasangan tidak keberatan, variasi sah-sah saja dilakukan, bahkan harus!  Namun tak ada salahnya mengetahui jenis-jenis variasi seks yang mungkin berbahaya menurut medis.  Salah satunya adalah anal seks.
       Sebelum bicara lebih lanjut, perlu kita memahami pengertian mengenai anal seks itu sendiri.  Anal seks adalah suatu hubungan seksual yang dilakukan dengan melakukan penetrasi penis melalui atau masuk ke dalam anus pasangan.  Untuk beberapa alasan medis, hubungan seks semacam ini dikategorikan sebagai hubungan seks yang paling beresiko.  Beberapa alasan yang mengikutinya adalah:  Tingginya resiko penularan PHS (Penyakit Hubungan Seksual), juga menyebabkan infeksi lainnya serta cidera atau kerusakan yang serius pada organ-organ di sekitar anus.

Bahaya-Bahaya Anal
       Tidak seperti vagina, rektum (poros usus) tidak dirancang untuk kegiatan seksual.  Poros usus ini hanya sedikit mengandung pelumas dan elastisitas yang terbatas.  Masuknya penis dapat menyebabkan jaringan anus dan rektum robek atau terkoyak dengan mudah.  Hal ini berarti bahwa kontak langsung dengan cairan tubuh (dalam hal ini, darah dan sperma) dapat benar-benar terjadi.  Anal seks juga dapat menyebabkan wanita terinfeksi oleh bakteri dan kuman lain dari ususnya sendiri.  Robekan, regangan, atau bahkan lecet-lecet pada daerah tersebut dapat mengakibatkan kerusakan pada anus dan rektum, baik temporer maupun permanen.
       Normalnya berbagai jenis bakteri hidup dengan aman pada daerah tersebut (beberapa dari bakteri-bakteri tersebut juga dibutuhkan tubuh), dengan catatan lapisan usus besar tersebut dalam keadaan utuh.  Namun bakteri-bakteri tersebut dapat masuk dan menyebabkan infeksi serta abses yang berat melalui jaringan yang robek tersebut.  Abses di daerah anus ini cukup menyakitkan dan mudah menyebar lebih dalam lagi.  Karena bagian tubuh ini memiliki suplai darah yang luas, infeksi-infeksi tersebut dapat menyebar dengan mudah dan cepat.  Bila terdapat robekan yang cukup berarti, biasanya diperlukan pengobatan dengan antibiotika secara suntikan.  Atau bila sudah sangat parah tidak menutup kemungkinan diperlukan sebuah operasi perbaikan.
       Dikarenakan terjadinya luka, robekan pada kondom serta adanya kecenderungan yang lebih tinggi pada pasangan-pasangan berisiko tinggi untuk melakukan anal seks, maka kemungkinan penularan PHS atau bahkan AIDS oleh salah satu pasangan tersebut sangat tinggi.  Rektum lebih mudah menyerap infeksi pada bagian yang terkena.  Jenis PHS yang sering ditularkan melalui anal seks adalah Chlamydia dan Hepatitis B.

Amankan Diri Anda
       Mereka yang melakukan anal seks juga berisiko tinggi mengalami kesusakan otot-otot di sekitar anus, yaitu otot-otot yang mengatur proses pengeluaran kotoran.  Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa pria yang menerima perlakuan anal seks secara terus-menerus memiliki tonus otot anus yang lebih rendah sehingga kadang-kadang mereka sulit menahan pengeluaran kotoran.  Tanda-tanda terjadinya kerusakan atau infeksi setelah anal seks antara lain:  rasa sakit di rektum, abses di sekitar anus, kejang otot di daerah anus, serta tidak bisa menahan pengeluaran kotoran.
       Jika pasangan Anda ingin mencoba melakukan anal seks, sebaiknya menggunakan kondom dan juga menggunakan banyak pelumas.  Tidak ada salahnya suntik tetanus secara teratur.  Pelumas tersebut akan membantu melicinkan sehingga mengurangi terjadinya gesekan yang dapat menyebabkan robekan.  Sedangkan kondom dapat membantu mencegah penyebaran PHS.
       Kebanyakan wanita tidak merasakan kenikmatan dari suatu anal seks.  Anal seks bukanlah suatu aktivitas seksual yang dapat menimbulkan orgasme pada seorang wanita.  Bagian terburuk dari anal seks adalah dirasakan seperti perasaan ingin buang air besar tetapi tidak diteruskan.  Dan sesungguhnya anal seks itu sesungguhnya amat menyakitkan.  Jadi, jalan terbaiknya adalah jangan melakukan anal seks!

Liberty Spot 2259 hal 92-93