Mau Variasi? Pikirkan Resikonya!
Gaya seks yang satu ini kerap diidentikkan
dengan istilah main lewat pintu belakang.
Tapi tidak seperti vagina, rektum (poros usus/anus) tidak dirancang
untuk kegiatan seksual. Daerah ini hanya
sedikit mengandung pelumas dengan elastisitas terbatas. Masuknya penis dapat menyebabkan jaringan
anus dan rektum robek dan terkoyak.
Tidak dapat dipungkiri, bahwa setiap hubungan seks selalu
membutuhkan variasi. Variasi sangat
penting, karena dengan melakukannya pasangan dapat terhindar dari
kebosanan. Selain itu, variasi seks juga
dapat membuka nuansa baru untuk lebih mengenal pasangan lewat
eksplorasi-eksplorasi seks yang dilakukan bersama.
Kendati begitu,
tidak semua variasi dalam hubungan seks ternyata aman untuk dilakukan. Seperti contoh kasus bubrahnya rumah tangga
Tamara Belsinsky dan Teungku Rafli yang konon dipicu oleh keengganan Tamara
memenuhi keinginan sang suami yang gemar melakukan anal seks. Memang, sepanjang komunikasi lancar dan
pasangan tidak keberatan, variasi sah-sah saja dilakukan, bahkan harus! Namun tak ada salahnya mengetahui jenis-jenis
variasi seks yang mungkin berbahaya menurut medis. Salah satunya adalah anal seks.
Sebelum bicara
lebih lanjut, perlu kita memahami pengertian mengenai anal seks itu
sendiri. Anal seks adalah suatu hubungan
seksual yang dilakukan dengan melakukan penetrasi penis melalui atau masuk ke
dalam anus pasangan. Untuk beberapa
alasan medis, hubungan seks semacam ini dikategorikan sebagai hubungan seks yang paling beresiko. Beberapa alasan yang mengikutinya
adalah: Tingginya resiko penularan PHS
(Penyakit Hubungan Seksual), juga menyebabkan infeksi lainnya serta cidera atau
kerusakan yang serius pada organ-organ di sekitar anus.
Bahaya-Bahaya Anal
Tidak seperti
vagina, rektum (poros usus) tidak dirancang untuk kegiatan seksual. Poros usus ini hanya sedikit mengandung
pelumas dan elastisitas yang terbatas.
Masuknya penis dapat menyebabkan jaringan anus dan rektum robek atau
terkoyak dengan mudah. Hal ini berarti
bahwa kontak langsung dengan cairan tubuh (dalam hal ini, darah dan sperma)
dapat benar-benar terjadi. Anal seks
juga dapat menyebabkan wanita terinfeksi oleh bakteri dan kuman lain dari
ususnya sendiri. Robekan, regangan, atau
bahkan lecet-lecet pada daerah tersebut dapat mengakibatkan kerusakan pada anus
dan rektum, baik temporer maupun permanen.
Normalnya
berbagai jenis bakteri hidup dengan aman pada daerah tersebut (beberapa dari
bakteri-bakteri tersebut juga dibutuhkan tubuh), dengan catatan lapisan usus
besar tersebut dalam keadaan utuh. Namun
bakteri-bakteri tersebut dapat masuk dan menyebabkan infeksi serta abses yang
berat melalui jaringan yang robek tersebut.
Abses di daerah anus ini cukup menyakitkan dan mudah menyebar lebih
dalam lagi. Karena bagian tubuh ini
memiliki suplai darah yang luas, infeksi-infeksi tersebut dapat menyebar dengan
mudah dan cepat. Bila terdapat robekan
yang cukup berarti, biasanya diperlukan pengobatan dengan antibiotika secara
suntikan. Atau bila sudah sangat parah
tidak menutup kemungkinan diperlukan sebuah operasi perbaikan.
Dikarenakan
terjadinya luka, robekan pada kondom serta adanya kecenderungan yang lebih
tinggi pada pasangan-pasangan berisiko tinggi untuk melakukan anal seks, maka
kemungkinan penularan PHS atau bahkan AIDS oleh salah satu pasangan tersebut
sangat tinggi. Rektum lebih mudah
menyerap infeksi pada bagian yang terkena.
Jenis PHS yang sering ditularkan melalui anal seks adalah Chlamydia dan Hepatitis B.
Amankan Diri Anda
Mereka yang
melakukan anal seks juga berisiko tinggi mengalami kesusakan otot-otot di
sekitar anus, yaitu otot-otot yang mengatur proses pengeluaran kotoran. Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa pria
yang menerima perlakuan anal seks secara terus-menerus memiliki tonus otot anus
yang lebih rendah sehingga kadang-kadang mereka sulit menahan pengeluaran
kotoran. Tanda-tanda terjadinya
kerusakan atau infeksi setelah anal seks antara lain: rasa sakit di rektum, abses di sekitar anus,
kejang otot di daerah anus, serta tidak bisa menahan pengeluaran kotoran.
Jika pasangan
Anda ingin mencoba melakukan anal seks, sebaiknya menggunakan kondom dan juga
menggunakan banyak pelumas. Tidak ada
salahnya suntik tetanus secara teratur.
Pelumas tersebut akan membantu melicinkan sehingga mengurangi terjadinya
gesekan yang dapat menyebabkan robekan.
Sedangkan kondom dapat membantu mencegah penyebaran PHS.
Kebanyakan
wanita tidak merasakan kenikmatan dari suatu anal seks. Anal seks bukanlah suatu aktivitas seksual
yang dapat menimbulkan orgasme pada seorang wanita. Bagian terburuk dari anal seks adalah
dirasakan seperti perasaan ingin buang air besar tetapi tidak diteruskan. Dan sesungguhnya anal seks itu sesungguhnya
amat menyakitkan. Jadi, jalan terbaiknya
adalah jangan melakukan anal seks!
Liberty Spot 2259 hal 92-93