SURYA SARI ENTERPRISE: HIKAYAT BOM HIDROGEN

Kamis, 07 Maret 2019

HIKAYAT BOM HIDROGEN


HIKAYAT BOM HIDROGEN  Persis 50 tahun lalu Amerika mulai mengembangkan bom hidrogen.
                                                                  Siapa munafik dalam soal senjata pemusnah massal?

Suatu pagi di tengah samudra pasifik. Langit biru. Angin berhembus pelan. Ombak tenang. Tiba-tiba keheningan pecah oleh suara menggemuruh diikuti mekarnya bola api menyerupai cendawan raksasa.
Ledakan itu memancarkan sinar menyilaukan yang setara dengan seribu matahari. Gelombang panasnya menyapu apa saja sampai jarak sejauh 50 kilometer.

            Hari itu, 1 November 1952, sebuah bom hidrogen pertama kali diuji coba. Para ilmuan Amerika Serikat meledakkannya di sebuah pulau karang, Atol Eniwetok, di Kepulauan Marshalls, Samudra Pasifik. Kekuatan bom itu sungguh dahsyat, mencapai 10,4 megaton atau ribuan kali lipat lebih kuat ketimbang bom atom yang meratakan Hiroshima dan Nagasaki tujuh tahun sebelumnya.     Dua tahun kemudian, Amerika mencoba meledakkan bom hidrogen yang sama dengan menjatuhkannya di Atol Bikini. Bom yang diberi nama-sandi Bravo ini berkekuatan 14,8 megaton, mencemari lingkungan pulau itu dengan unsur-unsur radioaktif.

            Ditengah panasnya berita tentang terorisme dan rencana AS menyerbu Irak dengan dalih Baghdad menyimpan senjata pemusnah massal, peristiwa setengah abad lalu itu mengingatkan kembali betapa kentalnya kemunafikan sang negeri superkuat. Amerikalah, lebih dari negeri mana pun di dunia ini, yang memelopori penciptaan mesin pembunuh paling berbahaya.

            Amerika telah lama merintis riset dan perlombaan senjata peledak kelas berat: bom nuklir. Dimulai dengan proyek Manhattan yang dirahasiakan pada 1939-1945 dan serangkaian uji coba bom nuklir di pulau-pulau terpencil, Amerika bahkan menjadi negeri pertama yang menggunakannya untuk melakukan pembunuhan massal: di Hirosima dan Nagasaki, Jepang, pada 1945. Empat tahun kemudian, Uni Soviet barulah menyusul, diikuti Inggris dan Prancis. Semua percobaan itu hanya menegaskan satu hal: bom salah satu adikarya manusia yang sangat berbahaya.

            Ledakan bom nuklir, yang memiliki daya hancur mahadahsyat, berasal dari reaksi kimia berantai pembelahan (fisi) dan penggabungan (fusi) inti-inti atom. Reaksi itu melepaskan energi sangat besar dan dalam waktu sangat singkat. Termasuk dalam jenis ini bom atom dan bom hidrogen.       Bom atom berasal dari pembelahan inti atom ketika sebuah neutron menabrak suatu inti atom yang berat. Tabrakan ini menyebabkan pembelahan berantai inti atom itu menjadi dua inti yang lebih kecil dan beberapa butir neutron, disertai pelepasan energi besar atau panas yang teramat tinggi. Neutron-neutron itu kemudian menabrak inti-inti lain yang akan membelah lebih lanjut, dan begitu seterusnya.      Bahan atom, yang umumnya terbuat dari bahan uranium-235 atau plutonium-239, memerlukan waktu kurang dari 1/100.000 detik untuk melakukan pembelahan inti dalam jumlah besar sehingga terjadi pelepasan energi sangat besar.

            Lain lagi bom hidrogen. Digagas oleh Edward Teller—ilmuan keturunan Yahudi yang lahir 15 Januari 1908 di Budapest, Hungaria—bom hidrogen mendapatkan tenaga dari penggabungan (fusi) inti-inti atom hidrogen berat (deutron). Reaksi penggabungan ini memerlukan suhu yang sangat tinggi untuk memulainya. Untuk itu, pada bom hidrogen digunakan bom atom kecil untuk memicunya.        Bom hidrogen, yang daya ledaknya diukur dalam megaton (juta ton) TNT, jauh lebih dahsyat ketimbang ledakan bom atom: menghasilkan bola api dengan garis tengah beberapa kilometer, disertai keluarnya awan cendawan yang tinggi sekali.

            Baik bom atom maupun bom hidrogen tak lepas dari riset energi nuklir yang dipelopori oleh empat ilmuan Jerman, yakni Otto Hahn, Lise Meitner, Fritz Strassman, dan Otto Frisch. Pada 1939, mereka menemukan inti atom berat (radioaktif) yang bisa dibelah dengan menembakkan sebuah neutron. Neutron dipilih karena zarah ini tidak bermuatan sehingga tidak menimbulkan gaya tolak terhadap inti-inti atom bermuatan positif (proton). Reaksi pembelahan (fisi) sebuah inti akan menghasilkan rata-rata 2,5 neutron dan beberapa inti baru. Pada bom atom, reaksi pembelahan ini akan terus berantai tidak terkendali karena neutron baru tidak dicegah untuk menumbuk inti-inti yang telah dihasilkan.

Dalam setiap pembelahan inti akan terjadi pelepasan energi yang besar—sesuatu yang jika digunakan secara lain bisa bermanfaat bagi umat manusia. Pembelahan satu kilogram uranium, misalnya, menghasilkan energi yang bisa dipakai untuk menghidupkan lampu 100 watt selama 30 ribu tahun tanpa henti!

Bom nuklir atau bom atom sebenarnya tak hanya bisa diciptakan melalui reaksi fisi. Hidrogen bisa dibuat dengan cara melakukan penggabungan (fusi) inti-inti atom ringan deuterium (H2) dan tritium (H3). Dua inti bernomor atom kecil ini bila digabungkan akan membentuk helium (He-4) sambil membebaskan energi yang besar. Walaupun demikian, penyatuan dua inti itu tentu tidak mudah. Dibutuhkan energi yang sangat besar untuk melawan gaya tolak antara dua inti. Artinya, dibutuhkan suhu tinggi hingga ratusan juta derajat Kelvin untuk bisa memicu reaksi penggabungan. Itu sebabnya reaksi fusi harus didahului dengan fisi, sehingga reaksi ini disebut reaksi termonuklir atau reaksi bertingkat, fisi dan fusi.    
Wicaksono
©2004 Retyped by: Pakne WSR TEMPO,17Nov2002 page 160-161
Kolom ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI

JALAN PANJANG MENUJU NUKLIR

1895 Wilhelm Roentgen dari Jerman secara tak sengaja menemukan suatu jenis sinar misterius ketika sedang bereksperimen dengan sinar katoda. Ia lalu memberinya nama dengan sinar-X.

1897 J.J. Thomson dari Inggris menemukan elektron. Ia meraih Nobel Fisika pada 1906.

1899 Ernest Rutherford menemukan dua sinar yang memancar dari gelombang radium: alfa dan beta.

1900 Frederick Soddy meneliti pecahnya elemen radioaktif menjadi beberapa varian yang disebut isotop.

1905 Albert Einstein mengeluarkan teori relativitas (E = mc2) yang legendaris itu.

1913 Niels Bohr menemukan teori struktur atom yang menggabungkan teori nuklir dan teori kuantum.

1925 Werner Heisenberg, Max Born, dan belakangan Erwin SchrÖdinger memformulasikan mekanika kuantum

1929 Ernest o. Lawrence menciptakan cyclotron, perangkat yang mempercepat proses pembelahan inti atom.

1931 Harold Urey menemukan deuterium, suatu isotop hidrogen yang berisi satu proton dan satu neutron.

1932 James Chadwick menemukan neutron.

1934 Frederic dan Irene Joliot-Curie menciptakan radioaktif buatan. Enrico Fermi menyinari uranium dengan neutron. Ia yakin dirinya berhasil melakukan pembelahan nuklir yang pertama kali di dunia.

1939 Hans Bethe menyatakan, proses peleburan inti hidrogen untuk membentuk deuterium akan memicu pelepasan energi yang sangat besar.

1941 Glenn Seaborg menemukan elemen baru (atom nomor 94) yang kemudian disebut sebagai plutonium. Suatu komisi Inggris mengetahui bahwa sebuah senjata mematikan dapat dibuat dari uranium-235 murni seberat 22 pound.

1942 Brigjen Leslie Groves ditunjuk untuk memimpin proyek nuklir rahasia AS: Manhattan Project. Ia merekrut J. Robert Oppenheimer sebagai direktur ilmiah. Enrico Fermi dari University of Chicago untuk pertama kalinya berhasil menciptakan reaksi pembelahan nuklir yang terjaga dan terkontrol—cikal-bakal reaktor nuklir.

1945
Januari: Pemrosesan plutonium pertama dimulai di Hanford.

20 Januari: Uranium 235 pertama dipisahkan di Oak Ridge, Tennessee

16 Juli: AS pertama kali mencoba bom atom (Trinity Test) di Alamogordo, New Mexico.

6 Agustus: Little Boy, bom uranium, dijatuhkan di Hiroshima, Jepang. Sebanyak 80 ribu-140 ribu orang terbunuh.

9 Agustus: Fat Man, bom plutonium, dijatuhkan di Nagasaki, Jepang. Sekitar 74 ribu orang tewas.

1946 Percobaan peledakan bom atom bawah laut pertama dilakukan di Atol Bikini oleh AS.
1947 Inggris secara resmi mengembangkan senjata nuklir dan untuk pertama kali membangun reaktor atom.

1948 AS mencoba bom atom di Atol Eniwetok.

1949 Uni Soviet menguji bom atom pertamanya, Joe 1, di Semipalatinsk, Kazakhstan. Bom ini merupakan sontekan bom Fat Man dan berkekuatan 21 kiloton.

1951 Tes bom nuklir pertama di Gurun Navada.

1952 Inggris menguji bom atom pertamanya, Hurricane, di Kepulauan Monte Bello, Australia. AS juga untuk pertama kalinya menguji bom termonuklir alias bom hidrogen, Mike, di Atol Eniwetok

1954 Bravo, bom hidrogen yang dijatuhkan, diuji di Atol Bikini, kekuatannya 14,8 megaton. Lingkungan sekitarnya diketahui tercemar radioaktif.

1955 Untuk pertama kalinya Uni Soviet mengetes bom fusi, berkekuatan 1,6 megaton. Percobaan itu dipimpin oleh Andrei Sakharov.

1957 Inggris mencoba bom hidrogen berkekuatan 200-300 kiloton di Kepulauan Christmas.

Perbandingan Kekuatan Bom
                      Jenis Bom
   Kekuatan*
Bom Atom Nagasaki
10.000  
Seluruh bom yang meledak di Jerman selama
Perang dunia II
1.300.000
Seluruh bahan peledak kimia dalam perang dunia II
5.000.000
Bom hidrogen yang diledakkan di Atol Bikini 1954
15.000.000
*Dalam Ton TNT.

©2004 Retyped by: Pakne WSR TEMPO,17Nov2002 page 160-161
Kolom ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI















         
         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar