HIKAYAT BOM HIDROGEN
Persis 50 tahun lalu
Amerika mulai mengembangkan bom hidrogen.
Siapa munafik dalam soal senjata pemusnah
massal?
Suatu pagi di tengah samudra pasifik. Langit biru.
Angin berhembus pelan. Ombak tenang. Tiba-tiba keheningan pecah oleh suara
menggemuruh diikuti mekarnya bola api menyerupai cendawan raksasa.
Ledakan itu memancarkan sinar menyilaukan yang
setara dengan seribu matahari. Gelombang panasnya menyapu apa saja sampai jarak
sejauh 50 kilometer.
Hari
itu, 1 November 1952, sebuah bom hidrogen pertama kali diuji coba. Para ilmuan
Amerika Serikat meledakkannya di sebuah pulau karang, Atol Eniwetok, di
Kepulauan Marshalls, Samudra Pasifik. Kekuatan bom itu sungguh dahsyat,
mencapai 10,4 megaton atau ribuan kali lipat lebih kuat ketimbang bom atom yang
meratakan Hiroshima dan Nagasaki tujuh tahun sebelumnya. Dua tahun kemudian, Amerika mencoba meledakkan bom hidrogen yang
sama dengan menjatuhkannya di Atol Bikini. Bom yang diberi nama-sandi Bravo ini
berkekuatan 14,8 megaton, mencemari lingkungan pulau itu dengan unsur-unsur
radioaktif.
Ditengah
panasnya berita tentang terorisme dan rencana AS menyerbu Irak dengan dalih
Baghdad menyimpan senjata pemusnah massal, peristiwa setengah abad lalu itu
mengingatkan kembali betapa kentalnya kemunafikan sang negeri superkuat.
Amerikalah, lebih dari negeri mana pun di dunia ini, yang memelopori penciptaan
mesin pembunuh paling berbahaya.
Amerika
telah lama merintis riset dan perlombaan senjata peledak kelas berat: bom
nuklir. Dimulai dengan proyek Manhattan yang dirahasiakan pada 1939-1945 dan
serangkaian uji coba bom nuklir di pulau-pulau terpencil, Amerika bahkan
menjadi negeri pertama yang menggunakannya untuk melakukan pembunuhan massal:
di Hirosima dan Nagasaki, Jepang, pada 1945. Empat tahun kemudian, Uni Soviet
barulah menyusul, diikuti Inggris dan Prancis. Semua percobaan itu hanya
menegaskan satu hal: bom salah satu adikarya manusia yang sangat berbahaya.
Ledakan
bom nuklir, yang memiliki daya hancur mahadahsyat, berasal dari reaksi kimia
berantai pembelahan (fisi) dan penggabungan (fusi) inti-inti atom. Reaksi itu
melepaskan energi sangat besar dan dalam waktu sangat singkat. Termasuk dalam
jenis ini bom atom dan bom hidrogen. Bom
atom berasal dari pembelahan inti atom ketika sebuah neutron menabrak suatu
inti atom yang berat. Tabrakan ini menyebabkan pembelahan berantai inti atom
itu menjadi dua inti yang lebih kecil dan beberapa butir neutron, disertai
pelepasan energi besar atau panas yang teramat tinggi. Neutron-neutron itu
kemudian menabrak inti-inti lain yang akan membelah lebih lanjut, dan begitu
seterusnya. Bahan atom, yang umumnya
terbuat dari bahan uranium-235 atau plutonium-239, memerlukan waktu kurang dari
1/100.000 detik untuk melakukan pembelahan inti dalam jumlah besar sehingga
terjadi pelepasan energi sangat besar.
Lain
lagi bom hidrogen. Digagas oleh Edward Teller—ilmuan keturunan Yahudi yang
lahir 15 Januari 1908 di Budapest, Hungaria—bom hidrogen mendapatkan tenaga
dari penggabungan (fusi) inti-inti atom hidrogen berat (deutron). Reaksi
penggabungan ini memerlukan suhu yang sangat tinggi untuk memulainya. Untuk
itu, pada bom hidrogen digunakan bom atom kecil untuk memicunya. Bom hidrogen, yang daya ledaknya diukur
dalam megaton (juta ton) TNT, jauh lebih dahsyat ketimbang ledakan bom atom:
menghasilkan bola api dengan garis tengah beberapa kilometer, disertai
keluarnya awan cendawan yang tinggi sekali.
Baik
bom atom maupun bom hidrogen tak lepas dari riset energi nuklir yang dipelopori
oleh empat ilmuan Jerman, yakni Otto Hahn, Lise Meitner, Fritz Strassman, dan
Otto Frisch. Pada 1939, mereka menemukan inti atom berat (radioaktif) yang bisa
dibelah dengan menembakkan sebuah neutron. Neutron dipilih karena zarah ini
tidak bermuatan sehingga tidak menimbulkan gaya tolak terhadap inti-inti atom
bermuatan positif (proton). Reaksi pembelahan (fisi) sebuah inti akan
menghasilkan rata-rata 2,5 neutron dan beberapa inti baru. Pada bom atom,
reaksi pembelahan ini akan terus berantai tidak terkendali karena neutron baru
tidak dicegah untuk menumbuk inti-inti yang telah dihasilkan.
Dalam setiap pembelahan
inti akan terjadi pelepasan energi yang besar—sesuatu yang jika digunakan
secara lain bisa bermanfaat bagi umat manusia. Pembelahan satu kilogram
uranium, misalnya, menghasilkan energi yang bisa dipakai untuk menghidupkan
lampu 100 watt selama 30 ribu tahun tanpa henti!
Bom nuklir atau bom atom
sebenarnya tak hanya bisa diciptakan melalui reaksi fisi. Hidrogen bisa dibuat
dengan cara melakukan penggabungan (fusi) inti-inti atom ringan deuterium (H2)
dan tritium (H3). Dua inti bernomor atom kecil ini bila digabungkan
akan membentuk helium (He-4) sambil membebaskan energi yang besar. Walaupun
demikian, penyatuan dua inti itu tentu tidak mudah. Dibutuhkan energi yang
sangat besar untuk melawan gaya tolak antara dua inti. Artinya, dibutuhkan suhu
tinggi hingga ratusan juta derajat Kelvin untuk bisa memicu reaksi
penggabungan. Itu sebabnya reaksi fusi harus didahului dengan fisi, sehingga
reaksi ini disebut reaksi termonuklir atau reaksi bertingkat, fisi dan
fusi.
Wicaksono
©2004 Retyped by: Pakne
WSR TEMPO,17Nov2002 page 160-161
Kolom ILMU PENGETAHUAN
& TEKNOLOGI
JALAN PANJANG MENUJU NUKLIR
1895 Wilhelm
Roentgen dari Jerman secara tak sengaja menemukan suatu jenis sinar misterius
ketika sedang bereksperimen dengan sinar katoda. Ia lalu memberinya nama dengan
sinar-X.
1897 J.J.
Thomson dari Inggris menemukan elektron. Ia meraih Nobel Fisika pada 1906.
1899 Ernest
Rutherford menemukan dua sinar yang memancar dari gelombang radium: alfa dan
beta.
1900 Frederick
Soddy meneliti pecahnya elemen radioaktif menjadi beberapa varian yang disebut
isotop.
1905 Albert
Einstein mengeluarkan teori relativitas (E
= mc2) yang legendaris itu.
1913 Niels Bohr menemukan
teori struktur atom yang menggabungkan teori nuklir dan teori kuantum.
1925 Werner Heisenberg, Max
Born, dan belakangan Erwin SchrÖdinger memformulasikan mekanika kuantum
1929 Ernest o. Lawrence
menciptakan cyclotron, perangkat yang mempercepat proses pembelahan inti
atom.
1931 Harold Urey menemukan
deuterium, suatu isotop hidrogen yang berisi satu proton dan satu neutron.
1932 James Chadwick menemukan neutron.
1934 Frederic dan Irene
Joliot-Curie menciptakan radioaktif buatan. Enrico Fermi menyinari uranium
dengan neutron. Ia yakin dirinya berhasil melakukan pembelahan nuklir yang
pertama kali di dunia.
1939 Hans Bethe menyatakan,
proses peleburan inti hidrogen untuk membentuk deuterium akan memicu pelepasan
energi yang sangat besar.
1941 Glenn Seaborg menemukan
elemen baru (atom nomor 94) yang kemudian disebut sebagai plutonium. Suatu
komisi Inggris mengetahui bahwa sebuah senjata mematikan dapat dibuat dari
uranium-235 murni seberat 22 pound.
1942 Brigjen Leslie Groves
ditunjuk untuk memimpin proyek nuklir rahasia AS: Manhattan Project. Ia
merekrut J. Robert Oppenheimer sebagai direktur ilmiah. Enrico Fermi dari
University of Chicago untuk pertama kalinya berhasil menciptakan reaksi
pembelahan nuklir yang terjaga dan terkontrol—cikal-bakal reaktor nuklir.
1945
Januari: Pemrosesan
plutonium pertama dimulai di Hanford.
20 Januari:
Uranium 235 pertama dipisahkan di Oak Ridge, Tennessee
16 Juli: AS
pertama kali mencoba bom atom
(Trinity Test) di Alamogordo, New Mexico.
6 Agustus:
Little Boy, bom uranium, dijatuhkan di Hiroshima, Jepang. Sebanyak 80 ribu-140
ribu orang terbunuh.
9 Agustus:
Fat Man, bom plutonium, dijatuhkan di Nagasaki, Jepang. Sekitar 74 ribu orang
tewas.
1946 Percobaan peledakan bom atom bawah laut pertama
dilakukan di Atol Bikini oleh AS.
1947 Inggris secara resmi
mengembangkan senjata nuklir dan untuk pertama kali membangun reaktor atom.
1948 AS mencoba bom atom di
Atol Eniwetok.
1949 Uni Soviet menguji bom
atom pertamanya, Joe 1, di Semipalatinsk, Kazakhstan. Bom ini merupakan
sontekan bom Fat Man dan berkekuatan 21 kiloton.
1951 Tes bom nuklir pertama
di Gurun Navada.
1952 Inggris menguji bom atom
pertamanya, Hurricane, di Kepulauan Monte Bello, Australia. AS juga untuk
pertama kalinya menguji bom termonuklir alias bom hidrogen, Mike, di Atol
Eniwetok
1954 Bravo, bom hidrogen yang
dijatuhkan, diuji di Atol Bikini, kekuatannya 14,8 megaton. Lingkungan
sekitarnya diketahui tercemar radioaktif.
1955 Untuk pertama kalinya
Uni Soviet mengetes bom fusi, berkekuatan 1,6 megaton. Percobaan itu dipimpin
oleh Andrei Sakharov.
1957 Inggris mencoba bom
hidrogen berkekuatan 200-300 kiloton di Kepulauan Christmas.
Perbandingan
Kekuatan Bom
Jenis Bom
|
Kekuatan*
|
Bom Atom Nagasaki
|
10.000
|
Seluruh bom yang meledak di
Jerman selama
Perang dunia II
|
1.300.000
|
Seluruh bahan peledak kimia
dalam perang dunia II
|
5.000.000
|
Bom hidrogen yang diledakkan di
Atol Bikini 1954
|
15.000.000
|
*Dalam Ton TNT.
©2004 Retyped
by: Pakne WSR TEMPO,17Nov2002 page 160-161
Kolom ILMU
PENGETAHUAN & TEKNOLOGI
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar