SURYA SARI ENTERPRISE: Tahapan Hubungan Seksual Versi Serat Nitimani

Selasa, 23 April 2019

Tahapan Hubungan Seksual Versi Serat Nitimani


Tahapan Hubungan Seksual
Versi Serat Nitimani

       Agak berbeda dengan pandangan seks di negara-negara Barat, seks dalam pandangan dunia Timur, khususnya dalam filosofi Jawa, lebih dimaknai sebagai bentuk ritual.  Bukan semata-mata dipandang dari bentuk persenggamaannya, yang oleh dunia Barat justru diletakkan sebagai hal yang penting.  Seks dalam filosofi Jawa justru dipandang sebagai proses ritual mengagungkan persenggamaan itu sendiri sebagai wujud kehidupan yang paling luhur.
       Oleh karena itu literatur Jawa lebih banyak yang bertutur tentang pra senggama atau biasa disebut foreplay.  Sedangkan bentuk persenggamaannya sendiri diserahkan pada pribadi masing-masing.
       Selain itu juga ditekankan tentang pentingnya para wanita untuk menjaga dan merawat dirinya bagi keperluan persenggamaan.  Itulah sebabnya, pada zaman dulu wanita Jawa mempunyai kebiasaan untuk makan bunga kenanga, agar tubuh dan keringat senantiasa harum semerbak meski selesai bersenggama.
       Tidak hanya tubuh saja, rambut, pakaian hingga organ intim pun harus beraroma harum.  Karena itu, wanita Jawa juga membiasakan dirinya minum jamu tradisional.
       Tak hanya petunjuk-petunjuk bagi kaum wanita, bagi pria, ditekankan juga pengetahuan untuk memberi sentuhan-sentuhan, sebab sentuhan mampu memberikan kontribusi yang besar bagi proses persenggamaan.  Lewat sentuhan-sentuhan sesaat sebelum berhubungan seksual itulah nafsu birahi dibangun dengan keharmonisan yang sangat selaras.
       Sentuhan lembut di tempat-tempat tertentu akan memberikan arti penting bagi terbukanya pintu birahi, sehingga akan meledaklah gairah.  Kesalahan melakukan sentuhan awal bisa memunculkan masalah pada tahap berikutnya, yaitu tahap persenggamaan.
       Para pujangga Jawa mengajarkan tata krama menuju puncak asmara termasuk setelah klimaks terengkuh.  Salah satunya yang terpapar dan agung dan indah lewat Serat Nitimani.
       Dalam kitab itu disebutkan enam langkah yang harus ditempuh sebelum persenggamaan dilakukan, sehingga bisa menghantarkan pencapaian orgasme yang maksimal dan membahagiakan keduanya (pria dan wanita).  Langkah-langkah tersebut adalah:
1.   Asmara Nala
Sebuah proses awal yang menekankan pada terbukanya hati masing-masing pasangan yang akan bercinta.  Sebab dengan terbukanya pintu hati merupakan tahapan penting bagi munculnya gairah selanjutnya.  Makin dalam cinta, makin kuat birahi yang membutuhkan penyaluran.

2.   Asmara Tura
Rasa asmara yang lahir setelah melihat bentuk fisik, seperti mata, bibir, rambut, dan lain-lain.  Daya tarik visual akan memberi arti lebih besar jika hati lebih terbuka lebih dulu.

3.   Asmara Turida
Daya tarik rasa asmara karena suara.  Orang yang piawai dalam bercinta akan selalu memilih dan memberdayakan secara maksimal kata-kata indah dan romantis.  Sebab suara merdu, memikat, desahan yang romantis ataupun rengekan, akan mampu menambah energi asmara.  Karena itu, selalu disarankan untuk memulai persetubuhan dengan senda gurau atau saling merayu.

4. Asmaradana
Juga berarti sebagai ketertarikan karena pembicaraan.  Tahapan asmara akan memuncak karena dorongan saling berbagi rasa dalam perbincangan.  Pilihan kalimat-kalimat yang tepat akan mampu mendorong asmara hingga ke puncak.  Pujian yang dilontarkan akan menembus hati, lebih-lebih jika hal itu dibarengi dengan ciuman di beberapa bagian tubuh pasangan.

5.   Asmara Tantra
Diartikan juga karena ketertarikan karena pertautan fisik.  Setelah pembicaraan mesra dan hangat berlangsung, adegan kemudian berlanjut ke tahapan yang lebih tinggi dan panas, seperti ciuman, berpelukan, dan lain-lain.  Jika ini sudah berlangsung, jangan buru-buru untuk melakukan aksi penyerangan dengan melaksanakan persenggamaan.  Sebab, akan membawa pada hasil yang kurang maksimal.
Pada tahapan ini aroma tubuh juga harus benar-benar dijaga sebab bau keringat yang berbaur dengan wewangian, akan menjadi daya dorong kemunculan gairah.  Sebab bau badan dipercaya banyak orang memiliki kekuatan magis yang akan merangsang orang lain.

6.   Asmaragama
Daya tarik menuju persenggamaan atau juga puncak dari serangkaian “prosesi” pembuka sebelumnya.  Pada tahapan ini sebaiknya pasangan pria tidak melakukan penetrasi dengan tergesa-gesa.
Mulailah untuk merangsang pasangan dengan menciumi beberapa bagian dari tubuhnya.  Bahkan para ahli katuranggan mengungkapkan bahwa mencium alat kelamin wanita bukanlah hal yang jorok.  Bahkan, hal itu bisa diartikan sebagai penghormatan yang tinggi terhadap pasangan karena masing-masing diberi kesempatan untuk menikmati wilayah yang paling dijaga oleh para wanita.
Kenapa menciumi wilayah tersebut disarankan?  Para ahli berkeyakinan bahwa wanita memiliki 99 bagian dari kelezatan bersetubuh.  Salah satu puncaknya adalah alat kelamin itu sendiri, terutama di area pinggirnya.

       Puncaknya, literatur Jawa juga menulis tentang cara mendapatkan keturunan yang baik.  Berdasarkan tulisan pada “Serat Piwulang Satruning Manungsa Sejati”, agar anak yang terlahir berbudi pekerti bersih, maka seorang laki-laki wajib menjauhi tujuh larangan, yakni: berjudi, mabuk-mabukan, melacur, mencemooh, mencuri, menghisap candu, dan makan tanpa perhitungan.
       Siapkah Anda menjalani kehidupan yang sehat, hangat, dan menggairahkan seperti petunjuk luhur di atas?

(Disarikan dari berbagai sumber terpilih)